Algoritma Seks

Namanya Arion, seorang lelaki muda yang merasa hidupnya penuh dengan tekanan, merasa depresi tatkala harus selalu mengalah dengan keadaan. Jika dibilang broken home, tidak. Namun kehidupannya di dalam keluarga juga tidak begitu menyenangkan. Terlahir sebagai anak bungsu tidak membuat Arion merasa diistimewakan, malah justru sebaliknya. Yaitu mengalah demi saudara-saudara tertuanya. Kalau boleh mendeskripsikan sedikit, Arion ini artinya mempesona, terbukti dengan banyaknya wanita yang terpikat oleh tatap mata Arion. Jika dilihat secara fisik, dia orang yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Dia juga bukan pribadi yang berprestasi, atau bahkan salah satu mahasiswa kesayangan Dosen. Tapi yang pasti pada diri Arion, orang yang murah senyum, setia kawan, selalu membuat teman-temannya tertawa, bicara apa adanya walau kalimat yang keluar dari mulutnya begitu menyakitkan.

Sekilas, jika diperhatikan dari luar, dia orangnya seperti tidak mempunyai beban dalam hidup, minim konflik, tidak complicated. Ya, citra yang seperti itulah yang selalu disematkan oleh teman-teman Arion kepadanya. Tapi tidak ada satu orang pun yang tahu tentang kehidupan internal Arion, tidak ada satupun yang tahu. Dalam sisi internalnya, dia sama sekali tidak pernah menceritakan beban hidup yang hampir membuatnya gila kepada siapapun. Jika di rumah terdapat konflik, Arion tidak pernah menunjukan hal itu di depan teman-temannya, di depan orang lain. Bahkan kepada pacarnya pun, dia tidak pernah menceritakan persoalan internal yang menimpanya.Untuk memahami seseorang yang mengidap bipolar [klaim sepihak] tidaklah mudah, bahkan untuk membaca kepribadiannya bagaikan menyusun serpihan kaca yang tak beraturan. Arion ini moodnya gampang sekali berubah. Kadang good mood, kadang bad mood, kadang abstrak, bahkan random dalam satu waktu. Tapi walaupun dengan mood yang tidak berartuan itu, Arion tidak pernah membuat teman-temannya merasa risih.

Ketika sedang good mood, Arion suka bercerita yang indah-indah. Susunan kalimatnya mengalahkan Socrates, bahkan Russell. Ya, terkadang ia menjadi orang yang sangat bijak, kadang menjadi orang yang dianggap murtad. Namun ketika tengah bad mood, dia menjadi pribadi yang pendiam, tidak banyak kalimat yang keluar dari mulutnya, dan tentunya sikap diam itu membuat teman-temannya heran. Pernah suatau ketika Arion selama beberapa minggu tidak pernah ikut berkumpul dengan teman-teman kampusnya, bahkan sekedar ikut ngopi pun, tidak. Ketika sedang berada di dalam kelas, Arion juga menjadi patung, tidak seaktif biasanya. Dan ketika semua bad mood itu memuncak, Arion merayu pacarnnya untuk berhubungan seks. Ya, ketika bipolarnya sedang memburuk, hanya seks yang mampu menyembuhkannya. Dalam hal ini tentu pacarnya tidak keberatan. Toh, mereka sudah saling percaya, berkomitmen agar tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan adanya seorang bayi di rahim pacarnya.

Arion walau terlihat noob dalam urusan seks, bahkan dianggap belum pernah berhubungan seks oleh semua temannya, ternyata dia merupakan lelaki yang pro ketika di ranjang. Hal inilah yang membuat pacarnya merasa keenakan dan tidak kapok ketika disuruh untuk berhubungan seks dengan Arion.

Di saat merasa bipolarnya kambuh, Arion melampiaskannya lewat adegan ranjang dengan permainan yang ia ciptakan sendiri. Sedangkan pacarnya hanya pasrah menerima keenakan yang diberikan oleh Arion. Gaya bercinta, irama, hingga desahan selalu diprioritaskan oleh Arion demi mencapai klimaks yang tinggi. terkadang Arion dan pacarnya berhubungan seks di sebuah hotel, terkadang juga di kos-an punya teman Arion. Sekali berhubungan seks, Arion bisa bertahan selama 30 menit tanpa obat kuat. Hal itu dikarenakan Arion telah menemukan strategi ketika bercinta. Di saat sedang membuat passangannya terangsang, Arion menempatkan senjatanya pada salah satu bagian yang tidak terlalu sensitif. Sedangkan jika pasangannya sudah klimaks, Arion sedikit menggeser senjatanya ke arah yang terdapat sensitifitas. Dan, akhirnya Arion bisa klimaks dengan sempurna.Puncak klimaks itulah satu-satunnya obat bagi bipolar yang dialami oleh Arion. Dengan begitu, mood yang tadinya buruk, seketika berubah menjadi baik.

Saya membangun narasi seperti di atas tentunya mempunyai sebuah tujuan, yaitu agar seks tidak lagi dijadikan sesuatu yang tabu. Kita semua tahu, dengan kondisi yang dialami oleh seorang bipolar pun, nyatanya itu dapat membantu memperbaiki suasana. Jika kalian merasa bukan orang suci, tidak pandai dalam beribadah, atau bahkan seorang yang cupu sekalipun, tidak ada salahnya melampiaskan segala beban hidup yang kalian miliki lewat seks. Yang saya tekankan di sini bukan berarti saya menyuruh orang yang tengah mempunyai masalah berat untuk melakukan tindakan asusila, tetapi sedikit lebih baik dari itu. Yaitu dengan sedikit keluar uang guna ke tempat pelacuran.Kalian pernah dengar nama Jalaludin Rumi? Seorang muslim seperti Rumi juga menganggap seks bukan lagi hal yang tabu. Bahkan seingat saya, ketika saya dan teman saya tengah berdiskusi masalah seks dan menyinggung sedikit tentang Jalaludin Rumi, teman saya berkata seperti ini: di suatu ketika ada seorang pria yang tengah mabuk, yang ada di pikiran pria itu hanyalah “jika bertemu dengan siapa saja di perjalanannya, dia akan membunuh orang itu.” Tapi ternyata pria yang penuh dengan emosi itu bertemu dengan seorang pelacur. Tahukah kamu, Lin, apa yang dilakukan pria itu kepada pelacur tersebut? Tanya teman saya. “tidak tahu”, jawab saya. Pria yang tadinya ingin membunuh itu justru berhubungan seks dengan pelacur tersebut. Dan ketika sudah klimaks, niatan untuk membunuh sudah tidak lagi ada. Seingat saya teman saya berkata demikian.

Lalu teman saya itu sedikit bercerita mengenai temannya yang sudah beristri. Suami – Istri itu sedang ribut, cekcok. Dirasa tidak ingin terlalu pusing, suami itu pergi ke kedai kopi malam-malam, menghabiskan sebagian malam itu bersama kawan-kawannya. Dan tahukan kamu, Lin, ketika sudah pulang ke rumah, suami itu mengajak istrinya berhubungan badan. Setelah klimaks, konflik yang sebelumnya memanas itu seketika menghilang.

Jika kalian masih ingat dengan tulisan saya yang berjudul “Paradoks Tentang Seks”, pasti kalian akan semakin paham, bahwa saat ini menempatkan perkara seks sebagai hal yang tabu, sudah tidak lagi relevan. Semua orang berhak berbicara mengenai seks. Entah itu Pelacur, Ulama, orang awam, bahkan kafir sekalipun.